Isyana Sarasvati on Music, Authenticity and Embracing Change

Aug 1, 2025 | Entertainment, Feature, Speaking To..

Isyana Sarasvati has emerged as one of Indonesia’s most captivating music talents, known for her fearless exploration of genres from classical and pop to progressive rock. Trained in classical music from a young age, she has grown into a versatile artist, composer and entrepreneur. Her career spans composing her first original piece as a teen to performing on global stages and founding her own label, Redrose Records. In this exclusive Top 10 of Asia interview, Isyana shares how her multicultural upbringing shaped her sound, the challenges of building a music business, and her philosophy of embracing change. She also offers heartfelt advice to young artists seeking their own voice in today’s ever-evolving music scene.

1.

You’ve had such a diverse musical journey from classical roots to pop and progressive rock. How would you personally introduce yourself as an artist today?

Aku selalu menjadi artis yang berkarya dari hati dan jujur apa adanya, yang menjadikan semua inspirasi dari kecil, membentuk musik Isyana yang eklektik seperti saat ini, tidak terpaku pada satu genre, selalu terbuka untuk bereksplorasi, dan belajar untuk menerima wawasan baru. Selalu menjadi artis yang terbuka untuk sesuatu yang baru.

2.

Growing up in a family of educators and musicians, and having spent part of your childhood abroad, how did these experiences influence your path as a musician and creator?

Secara bawah sadar, yang menjadi Inspirasinya adalah multikultural, makanya bentuk musiknya menjadi multi genre, karena mengalami berbagai macam fase kehidupan di berbagai tempat dengan kultur yang berbeda.

3.

What would you say was a defining or breakthrough moment in your career, something that shifted how you saw yourself as an artist?

Tahun 2008, pada saat pertama kalinya menciptakan sebuah komposisi musik yang terpilih untuk di-showcase-kan di Jepang, itu menjadi turning point dan burning point aku bahwa berkarya dengan apa adanya itu bisa diapresiasi sebesar itu. Rasanya sangat katartik dan nagih, jadi aku menjadi yakin bahwa musik itu adalah jalan hidup dan medium terbaik untuk berbicara karena itu adalah sesuatu yang nagih tanpa ada paksaan eksternal. Itu yang bikin yakin, jadi keinginan untuk terus belajar musik dan membuat musik itu datang dari dalam diri sendiri.

4.

Transitioning between genres and building your own record label must have come with challenges. What were some of the biggest hurdles, and how did you push through them?

Tantangannya adalah harus masuk ke lini lain yaitu lini bisnis musik. Karena sebelumnya, fokusku dan sekolahku itu di bidang performing arts, jadi lebih kepada bagaimana menjadi seorang performer-nya, atau sebagai pelaku seninya, bukan pelaku bisnis musiknya. Jadi di situ ada tahap belajar lagi yang benar-benar dari nol, bagaimana membangun ekosistem musik dan menjalankan bisnis musik. Itu hal yang baru bagiku, dan masih terus berjalan dengan challenges-nya. 

Bagaimana caranya aku untuk bisa melewati itu, ya konsisten. Bahwa memang selalu ada pasang surutnya yang harus dilewati. Prosesnya itu yang menjadi pembelajaran untuk tidak menyerah.

5.

From composing original pieces to performing internationally, what keeps you inspired and creatively fuelled in such a dynamic industry?

Nomor satunya adalah diriku sendiri, karena memang DARI KECIL musik itu adalah mediumku untuk berekspresi dan menuliskan perjalanan hidup. Jadi, memang musik itu aku anggap menjadi sebuah terapi personal. Jadi aku nggak akan pernah hidup tanpa menulis dan membuat musik.

Yang kedua, fans. Support dari fans yang selalu hadir dan selalu bisa menerima karya-karyaku yang apa adanya yang bermacam ragam.

6.

Is there a core philosophy or set of values that guides your creative direction and professional decisions especially as both an artist and entrepreneur?

Core philosophy-nya adalah yang konstan di dalam hidup ini adalah perubahan, maka dari itu aku menjadi pribadi yang selalu terbuka dan mau beradaptasi dengan keadaan dan perubahan itu sendiri.

7.

Your musical style has evolved over the years, how do you personally define success today, compared to when you first started out?

Aku ngerasa buat aku pribadi sukses itu di saat aku masih bisa tetap berkarya secara jujur. Karena sebagai seniman, mengeluarkan karya yang jujur adalah kesuksesan dan kebahagiaan untuk diri sendiri. Di saat mengerjakannya sepenuh hati, itu sukses. Bagiku itu udah cukup. Dan selalu percaya setiap karya itu ada jalannya sendiri, ada pasarnya sendiri, jadi jangan terlalu worry dengan respon orang lain.

8.

You’ve achieved so much, from performing on global stages to launching Redrose Records. Is there a dream project or artistic direction you’ve yet to explore?

Sejauh ini aku fokus di REDROSE Records, dan mungkin harapannya bisa melebarkan sayap karier bermusik di kancah yang lebih luas.

9.

Looking ahead, what are your aspirations over the next few years for your music, your label, or even beyond the industry?

Keinginannya ya musikku bisa lebih didengarkan lebih banyak orang, nggak hanya di dalam negeri tapi juga di luar negeri.

10.

Many young musicians look up to you not just for your talent, but also your authenticity. What advice would you give to aspiring artists trying to find their voice in today’s music world?

Be authentic is one of the key. Aku merasa karya yang memiliki nyawa dan rasa yang tulus akan “nyampe”. Jadi jangan takut untuk menjadi diri kamu sendiri dalam berkarya. Sesuatu yang dibuat dari hati, energinya akan lebih terasa. Jadi jangan sampai perkataan orang lain menyetir mimpi kamu. Stay true to yourself, believe in yourself, apalagi sebagai seorang artist.